Perbandingan Asuransi Syariah dan Konvensional: Mana yang Lebih Tepat?


Perbandingan Asuransi Syariah dan Konvensional: Mana yang Lebih Tepat?

Asuransi syariah dan asuransi konvensional adalah dua jenis asuransi yang berbeda dalam hal prinsip dan praktik operasinya. Asuransi syariah didasarkan pada prinsip syariah Islam, yang melarang riba (bunga), ketidakpastian (gharar), dan perjudian (maysir). Sebaliknya, asuransi konvensional menggunakan prinsip-prinsip keuangan konvensional, yang memungkinkan adanya unsur-unsur tersebut.

Asuransi syariah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan asuransi konvensional, antara lain:

  • Sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga memberikan ketenangan pikiran bagi pemegang polis Muslim.
  • Lebih transparan dan adil, karena tidak ada unsur riba atau gharar.
  • Menawarkan berbagai produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Muslim, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi umum.

Asuransi syariah telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keuangan syariah. Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan asuransi syariah yang menawarkan berbagai produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Muslim.

Asuransi Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Asuransi syariah dan asuransi konvensional memiliki beberapa perbedaan mendasar, baik dari segi prinsip maupun praktik operasinya. Berikut adalah 9 aspek perbedaan utama antara keduanya:

  • Prinsip dasar: Syariah vs Konvensional
  • Pembagian keuntungan: Nisbah vs Premi
  • Penjaminan: Allah SWT vs Perusahaan asuransi
  • Investasi: Sesuai syariah vs Tidak dibatasi
  • Riba: Dilarang vs Diperbolehkan
  • Gharar: Dihindari vs Diperbolehkan
  • Maysir: Dilarang vs Diperbolehkan
  • Produk: Berbasis syariah vs Berbasis konvensional
  • Target pasar: Muslim vs Umum

Dari aspek-aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah dan asuransi konvensional memiliki perbedaan yang mendasar. Asuransi syariah lebih sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, sehingga memberikan ketenangan pikiran bagi pemegang polis Muslim. Namun, asuransi konvensional menawarkan lebih banyak variasi produk dan fleksibilitas dalam hal investasi. Pada akhirnya, pilihan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing individu.

Prinsip dasar

Prinsip dasar asuransi syariah dan asuransi konvensional merupakan salah satu aspek perbedaan yang paling mendasar. Asuransi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam, yang melarang riba (bunga), ketidakpastian (gharar), dan perjudian (maysir). Sementara itu, asuransi konvensional menggunakan prinsip-prinsip keuangan konvensional, yang memungkinkan adanya unsur-unsur tersebut.

Prinsip dasar ini berdampak pada berbagai aspek operasional asuransi, seperti pembagian keuntungan, penjaminan, investasi, dan produk yang ditawarkan. Misalnya, dalam asuransi syariah, keuntungan yang diperoleh dari investasi dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati antara pemegang polis dan perusahaan asuransi. Sementara itu, dalam asuransi konvensional, keuntungan dibagikan dalam bentuk premi yang dibayarkan oleh pemegang polis.

Pemilihan prinsip dasar yang tepat sangat penting bagi pemegang polis yang ingin sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinannya. Asuransi syariah memberikan ketenangan pikiran bagi pemegang polis Muslim karena sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Sementara itu, asuransi konvensional menawarkan lebih banyak fleksibilitas dan variasi produk bagi pemegang polis yang tidak terikat dengan prinsip-prinsip syariah.

Pembagian Keuntungan

Dalam asuransi syariah, keuntungan yang diperoleh dari investasi dibagikan kepada pemegang polis sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal. Nisbah adalah persentase pembagian keuntungan yang telah disetujui bersama antara pemegang polis dan perusahaan asuransi. Pembagian keuntungan ini dilakukan secara berkala, biasanya setiap tahun.

  • Kelebihan Pembagian Keuntungan Berbasis Nisbah:

    Sistem pembagian keuntungan berbasis nisbah memberikan kepastian dan transparansi bagi pemegang polis. Pemegang polis mengetahui sejak awal berapa persentase keuntungan yang akan mereka terima. Selain itu, sistem ini juga lebih adil karena keuntungan dibagikan sesuai dengan kontribusi masing-masing pemegang polis.

  • Kekurangan Pembagian Keuntungan Berbasis Nisbah:

    Pembagian keuntungan berbasis nisbah mungkin kurang fleksibel dibandingkan dengan sistem premi. Dalam kondisi tertentu, perusahaan asuransi mungkin tidak dapat memberikan keuntungan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati, misalnya jika terjadi kerugian investasi.

  • Kelebihan Pembagian Keuntungan Berbasis Premi:

    Sistem pembagian keuntungan berbasis premi memberikan fleksibilitas bagi perusahaan asuransi untuk mengelola investasi dan memberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada pemegang polis. Selain itu, sistem ini juga lebih sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan konvensional.

  • Kekurangan Pembagian Keuntungan Berbasis Premi:

    Pembagian keuntungan berbasis premi dapat menimbulkan ketidakpastian bagi pemegang polis, karena mereka tidak mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang akan mereka terima. Selain itu, sistem ini juga berpotensi menimbulkan unsur riba jika perusahaan asuransi memberikan keuntungan yang melebihi kontribusi pemegang polis.

Pemilihan sistem pembagian keuntungan yang tepat tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing pemegang polis. Bagi pemegang polis yang menginginkan kepastian dan transparansi, sistem nisbah mungkin lebih sesuai. Sebaliknya, bagi pemegang polis yang menginginkan fleksibilitas dan potensi keuntungan yang lebih tinggi, sistem premi mungkin lebih menarik.

Penjaminan

Dalam asuransi syariah, penjamin utama atas polis asuransi adalah Allah SWT. Hal ini didasarkan pada konsep tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya. Dengan demikian, pemegang polis asuransi syariah memiliki ketenangan pikiran bahwa mereka akan mendapatkan ganti rugi atau santunan jika terjadi musibah, karena mereka yakin bahwa Allah SWT akan menjamin pemenuhan hak-hak mereka.

Sebaliknya, dalam asuransi konvensional, penjamin utama atas polis asuransi adalah perusahaan asuransi. Pemegang polis mengandalkan kemampuan finansial dan reputasi perusahaan asuransi untuk memenuhi kewajiban mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemegang polis untuk memilih perusahaan asuransi yang memiliki kredibilitas dan stabilitas finansial yang baik.

Perbedaan penjaminan ini memiliki implikasi penting bagi pemegang polis. Dalam asuransi syariah, pemegang polis tidak perlu khawatir tentang risiko kebangkrutan perusahaan asuransi, karena penjamin utamanya adalah Allah SWT. Sementara itu, dalam asuransi konvensional, pemegang polis perlu mempertimbangkan risiko kebangkrutan perusahaan asuransi, yang dapat berdampak pada pemenuhan kewajiban perusahaan asuransi.

Investasi

Investasi merupakan salah satu aspek penting dalam asuransi, baik syariah maupun konvensional. Investasi dilakukan untuk mengembangkan dana pemegang polis sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan asuransi di masa mendatang.

  • Investasi Sesuai Syariah
    Dalam asuransi syariah, investasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Artinya, investasi tidak boleh mengandung unsur riba, gharar, dan maysir. Beberapa instrumen investasi yang sesuai dengan syariah antara lain:

    • Sukuk
    • Saham perusahaan yang memenuhi kriteria syariah
    • Properti
    • Emas

    Investasi sesuai syariah memberikan ketenangan pikiran bagi pemegang polis Muslim karena mereka yakin bahwa uang mereka dikelola sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan mereka.

  • Investasi Tidak Dibatasi
    Dalam asuransi konvensional, investasi tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip syariah. Perusahaan asuransi dapat berinvestasi pada berbagai instrumen investasi, termasuk saham, obligasi, dan reksa dana. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan asuransi untuk mengelola investasi dan memberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada pemegang polis.

Perbedaan dalam investasi antara asuransi syariah dan asuransi konvensional memiliki implikasi bagi pemegang polis. Pemegang polis yang menginginkan investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dapat memilih asuransi syariah. Sementara itu, pemegang polis yang menginginkan fleksibilitas dan potensi keuntungan yang lebih tinggi dapat memilih asuransi konvensional.

Riba

Dalam konteks asuransi, riba merupakan salah satu aspek yang membedakan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional. Riba adalah tambahan atau bunga yang dikenakan pada pinjaman atau investasi. Dalam asuransi syariah, riba dilarang karena dianggap sebagai bentuk ketidakadilan dan pengambilan keuntungan yang tidak wajar.

  • Larangan Riba dalam Asuransi Syariah

    Dalam asuransi syariah, premi yang dibayarkan oleh pemegang polis tidak dianggap sebagai pinjaman, melainkan sebagai kontribusi atau tabarru’. Oleh karena itu, perusahaan asuransi tidak diperbolehkan mengenakan bunga atau tambahan apapun atas premi tersebut. Hal ini memastikan bahwa pemegang polis tidak dirugikan oleh unsur riba.

  • Diperbolehkannya Riba dalam Asuransi Konvensional

    Dalam asuransi konvensional, premi yang dibayarkan oleh pemegang polis umumnya dianggap sebagai pinjaman. Oleh karena itu, perusahaan asuransi diperbolehkan mengenakan bunga atau tambahan atas premi tersebut. Bunga atau tambahan ini merupakan salah satu sumber keuntungan bagi perusahaan asuransi.

  • Implikasi pada Pembagian Keuntungan

    Larangan riba dalam asuransi syariah berimplikasi pada pembagian keuntungan. Dalam asuransi syariah, keuntungan yang diperoleh dari investasi dibagikan kepada pemegang polis sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Nisbah ini tidak boleh mengandung unsur riba.

  • Implikasi pada Produk Asuransi

    Larangan riba juga berimplikasi pada produk asuransi yang ditawarkan. Asuransi syariah tidak menawarkan produk-produk yang mengandung unsur riba, seperti asuransi jiwa tradisional yang memberikan nilai tunai (cash value) yang mengandung unsur bunga.

Perbedaan dalamriba antara asuransi syariah dan asuransi konvensional merupakan salah satu aspek yang mendasar. Pemahaman tentang riba sangat penting bagi pemegang polis untuk memilih jenis asuransi yang sesuai dengan prinsip dan keyakinan mereka.

Gharar

Dalam konteks asuransi, gharar merujuk pada ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam subjek matter of the contract. Gharar dihindari dalam asuransi syariah, namun diperbolehkan dalam asuransi konvensional.

  • Definisi Gharar

    Gharar adalah ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam subjek matter of the contract. Dalam asuransi, gharar dapat terjadi ketika tidak jelas apa yang diasuransikan, kapan peristiwa yang dipertanggungkan akan terjadi, atau berapa besar ganti rugi yang akan dibayarkan.

  • Penghindaran Gharar dalam Asuransi Syariah

    Asuransi syariah menghindari gharar dengan memastikan bahwa subjek matter of the contract jelas dan pasti. Misalnya, dalam asuransi jiwa syariah, tertanggung harus dinyatakan secara jelas, peristiwa yang dipertanggungkan adalah kematian tertanggung, dan nilai ganti rugi yang akan dibayarkan juga harus jelas.

  • Diperbolehkannya Gharar dalam Asuransi Konvensional

    Asuransi konvensional memperbolehkan adanya gharar dalam batas-batas tertentu. Misalnya, dalam asuransi kesehatan, tidak selalu jelas kapan peristiwa yang dipertanggungkan (sakit atau kecelakaan) akan terjadi. Demikian juga, dalam asuransi jiwa tradisional, nilai ganti rugi yang akan dibayarkan dapat bervariasi tergantung pada nilai tunai (cash value) polis.

  • Implikasi pada Produk Asuransi

    Penghindaran gharar dalam asuransi syariah berimplikasi pada produk asuransi yang ditawarkan. Asuransi syariah tidak menawarkan produk-produk yang mengandung unsur gharar, seperti asuransi jiwa tradisional yang memberikan nilai tunai (cash value) yang tidak pasti.

Perbedaan dalamgharaar antara asuransi syariah dan asuransi konvensional merupakan salah satu aspek yang mendasar. Pemahaman tentang gharar sangat penting bagi pemegang polis untuk memilih jenis asuransi yang sesuai dengan prinsip dan keyakinan mereka.

Maysir

Maysir adalah judi atau taruhan, yang diharamkan dalam ajaran Islam. Dalam konteks asuransi, maysir terjadi ketika terdapat unsur ketidakpastian dan spekulasi dalam kontrak asuransi. Asuransi syariah melarang maysir, sedangkan asuransi konvensional memperbolehkannya.

Larangan maysir dalam asuransi syariah didasarkan pada prinsip bahwa asuransi merupakan bentuk tolong-menolong dan saling menanggung risiko, bukan perjudian. Premi yang dibayarkan oleh pemegang polis tidak boleh dianggap sebagai taruhan atau spekulasi, melainkan sebagai kontribusi untuk dana bersama yang digunakan untuk membantu anggota yang terkena musibah.

Sebaliknya, asuransi konvensional memperbolehkan adanya unsur maysir dalam batas-batas tertentu. Misalnya, dalam asuransi jiwa tradisional, pemegang polis dapat memperoleh nilai tunai (cash value) yang besarnya bervariasi tergantung pada kinerja investasi perusahaan asuransi. Hal ini mengandung unsur spekulasi, karena pemegang polis tidak dapat mengetahui secara pasti berapa nilai tunai yang akan mereka terima di masa depan.

Perbedaan dalam perlakuan maysir antara asuransi syariah dan asuransi konvensional berimplikasi pada produk asuransi yang ditawarkan. Asuransi syariah tidak menawarkan produk-produk yang mengandung unsur maysir, seperti asuransi jiwa tradisional yang memberikan nilai tunai (cash value).

Pemahaman tentang maysir sangat penting bagi pemegang polis untuk memilih jenis asuransi yang sesuai dengan prinsip dan keyakinan mereka. Pemegang polis yang menginginkan asuransi yang bebas dari unsur perjudian dapat memilih asuransi syariah, sedangkan pemegang polis yang tidak keberatan dengan unsur spekulasi dapat memilih asuransi konvensional.

Produk

Perbedaan mendasar antara asuransi syariah dan asuransi konvensional terletak pada produk-produk yang ditawarkan. Asuransi syariah menawarkan produk-produk yang berbasis syariah, sementara asuransi konvensional menawarkan produk-produk yang berbasis konvensional.

Produk-produk asuransi syariah dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Muslim yang ingin berasuransi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Produk-produk ini bebas dari unsur riba, gharar, dan maysir, sehingga sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan masyarakat Muslim. Contoh produk asuransi syariah antara lain asuransi jiwa syariah, asuransi kesehatan syariah, dan asuransi umum syariah.

Di sisi lain, produk-produk asuransi konvensional tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip syariah. Produk-produk ini dapat mengandung unsur riba, gharar, dan maysir, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan masyarakat Muslim. Contoh produk asuransi konvensional antara lain asuransi jiwa tradisional, asuransi kesehatan konvensional, dan asuransi umum konvensional.

Pemilihan produk asuransi yang tepat sangat penting bagi masyarakat Muslim yang ingin berasuransi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dengan memahami perbedaan antara produk asuransi syariah dan asuransi konvensional, masyarakat Muslim dapat memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan mereka.

Target pasar

Perbedaan target pasar antara asuransi syariah dan asuransi konvensional merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Asuransi syariah secara khusus menargetkan masyarakat Muslim yang ingin berasuransi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sementara asuransi konvensional menargetkan pasar yang lebih umum, termasuk masyarakat non-Muslim.

  • Sasaran Pasar Muslim

    Asuransi syariah hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Muslim yang ingin berasuransi sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan mereka. Produk-produk asuransi syariah dirancang untuk bebas dari unsur riba, gharar, dan maysir, sehingga sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sasaran pasar Muslim menjadi fokus utama asuransi syariah karena adanya kebutuhan spesifik masyarakat Muslim akan asuransi yang sesuai dengan syariah.

  • Sasaran Pasar Umum

    Asuransi konvensional memiliki sasaran pasar yang lebih umum, termasuk masyarakat non-Muslim. Produk-produk asuransi konvensional tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip syariah, sehingga dapat mengandung unsur riba, gharar, dan maysir. Sasaran pasar umum menjadi fokus utama asuransi konvensional karena menawarkan fleksibilitas dan variasi produk yang lebih luas.

Target pasar yang berbeda antara asuransi syariah dan asuransi konvensional berimplikasi pada produk dan layanan yang ditawarkan. Asuransi syariah menawarkan produk-produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sementara asuransi konvensional menawarkan produk-produk yang lebih beragam dan fleksibel. Pemahaman tentang perbedaan target pasar ini sangat penting bagi masyarakat yang ingin memilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan mereka.

Tanya Jawab Seputar Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional:

Pertanyaan 1: Apa perbedaan mendasar antara asuransi syariah dan asuransi konvensional?

Jawaban: Perbedaan mendasar antara asuransi syariah dan asuransi konvensional terletak pada prinsip dasar yang digunakan. Asuransi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam, yang melarang riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (judi). Sementara itu, asuransi konvensional menggunakan prinsip-prinsip keuangan konvensional, yang memungkinkan adanya unsur-unsur tersebut.

Pertanyaan 2: Apakah asuransi syariah hanya diperuntukkan bagi umat Islam?

Jawaban: Tidak, asuransi syariah tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Siapa pun, regardless of their religious background, dapat memilih asuransi syariah jika mereka setuju dengan prinsip-prinsip syariah yang mendasarinya.

Pertanyaan 3: Apakah premi asuransi syariah lebih mahal dibandingkan dengan asuransi konvensional?

Jawaban: Premi asuransi syariah dan asuransi konvensional dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis asuransi, usia tertanggung, dan riwayat kesehatan. Secara umum, premi asuransi syariah dan asuransi konvensional tidak jauh berbeda.

Pertanyaan 4: Apakah asuransi syariah memberikan perlindungan yang sama dengan asuransi konvensional?

Jawaban: Ya, asuransi syariah memberikan perlindungan yang sama dengan asuransi konvensional. Produk asuransi syariah dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan perlindungan, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi umum.

Pertanyaan 5: Di mana saya bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang asuransi syariah?

Jawaban: Anda bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang asuransi syariah dari berbagai sumber, seperti perusahaan asuransi syariah, lembaga keuangan syariah, atau melalui internet.

Kesimpulan: Asuransi syariah dan asuransi konvensional memiliki perbedaan mendasar dalam hal prinsip dasar yang digunakan. Asuransi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah, sementara asuransi konvensional menggunakan prinsip-prinsip keuangan konvensional. Kedua jenis asuransi tersebut menawarkan perlindungan yang sama, tetapi memiliki target pasar yang berbeda dan produk yang disesuaikan dengan prinsip masing-masing.

Transisi: Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional, silakan baca artikel terkait di bawah ini.

Tips Memilih Asuransi Sesuai Kebutuhan

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan Anda:

Tip 1: Pahami jenis-jenis asuransi
Sebelum memilih asuransi, penting untuk memahami berbagai jenis asuransi yang tersedia. Jenis asuransi yang paling umum meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi umum.

Tip 2: Tentukan kebutuhan Anda
Setelah memahami jenis-jenis asuransi, Anda perlu menentukan kebutuhan Anda. Pertimbangkan risiko yang Anda hadapi dan jenis perlindungan yang Anda butuhkan.

Tip 3: Bandingkan produk asuransi
Setelah mengetahui jenis asuransi dan kebutuhan Anda, bandingkan produk asuransi dari berbagai perusahaan asuransi. Perhatikan manfaat, premi, dan ketentuan polis.

Tip 4: Pilih perusahaan asuransi yang reputable
Pilih perusahaan asuransi yang memiliki reputasi baik dan track record yang terbukti. Pastikan perusahaan asuransi tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tip 5: Baca polis asuransi dengan seksama
Sebelum menandatangani polis asuransi, baca polis tersebut dengan seksama dan pastikan Anda memahami semua ketentuannya. Tanyakan kepada agen asuransi jika ada hal yang tidak Anda mengerti.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan memberikan perlindungan yang Anda perlukan.

Kesimpulan: Memilih asuransi merupakan keputusan penting yang harus dilakukan dengan cermat. Dengan memahami jenis asuransi, menentukan kebutuhan, membandingkan produk, memilih perusahaan asuransi yang reputable, dan membaca polis dengan seksama, Anda dapat memastikan bahwa Anda mendapatkan perlindungan asuransi yang tepat untuk Anda dan keluarga.

Kesimpulan

Asuransi syariah dan asuransi konvensional memiliki perbedaan mendasar dalam hal prinsip dasar, pembagian keuntungan, penjaminan, investasi, dan produk yang ditawarkan. Perbedaan-perbedaan ini perlu dipahami oleh masyarakat agar dapat memilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan mereka.

Asuransi syariah menawarkan alternatif bagi masyarakat Muslim yang ingin berasuransi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sementara itu, asuransi konvensional menawarkan fleksibilitas dan variasi produk yang lebih luas bagi masyarakat umum. Kedua jenis asuransi tersebut memberikan perlindungan yang sama, sehingga masyarakat dapat memilih jenis asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.

Youtube Video:



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *